Gunung Slamet  

Oleh M. Akbar Fitriyan, Hs


Gunung Slamet (3,432 ) adalah gunung tertinggi di Jawa setelah Gunung Semeru di Jawa Timur, berbentuk kerucut/Strato serta memiliki kawah yang masih aktif dan luas. Letusan besar terakhir terjadi pada tanggal 13 juli 1988, yang menimbulkan lidah api dan semburan lava pijar setinggi 300 meter. Gunung Slamet terletak di perbatasan Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas, dan Brebes. Dengan posisi geografis 7°14,30' LS dan 109°12,30' BT.

Pada awal bulan September 1995, hutan di Gunung Slamet ini mengalami kebakaran hebat, diperkirakan karena kesalahan manusia, yang mengakibatkan lenyapnya berbagai tumbuhan dan fauna khas yang masih tersisa di gunung ini, termasuk tanaman langka Edelwis Jawa yang merupakan tanaman khas Gunung Slamet. Edelweis Jawa disini, bunganya putih kekuningan dan tangkai bunganya serupa dengan daun kering yang panjang, berbeda dengan Edelweis di Gunung Gede-Pangrango yang bunganya keputih-putihan dan tangkai bunganya berbulu-bulu.
gunung slamet

Hutan di kawasan Gunung Slamet, sebagian terdiri dari hutan alam, hutan alam produksi dan hutan produksi yang dikelola oleh PERHUTANI KPH Pekalongan Barat dan KPH Banyumas Timur. Pendakian ke Gunung Slamet cukup berbahaya, karena hutannya masih lebat dan jarang didaki, selama tahun 1975 - 1994 tercatat 17 orang meninggal di gunung ini, 10 orang diantaranya meninggal karena hujan salju pada bulan Februari 1992. Suhu dipuncak Gunung Slamet seringkali mencapai 0°C, karenanya kita harus menyiapkan fisik, logistik dan perlengkapan untuk mendaki gunung ini.

Untuk mencapai puncak Gunung Slamet, kita bisa melalui beberapa jalur: dari Utara via Gambuhan-Jurangmangu, dari Selatan via Baturaden-Gunung Malang, dan Timur via Bobotsari - Bambangan. Jalur yang paling dekat dan lebih aman, adalah dari Bambangan dan Jurangmangu, yang merupakan jalur yang dianjurkan, sedangkan jalur Baturaden sebaiknya dihindari karena banyak ditumbuhi rumput-rumput liar dan medannya terjal serta berbahaya.
Jalur Bambangan

Untuk menuju Bambangan (1.470 m.dpl), dari Purwokerto kita naik Bis ke jurusan Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Di Bobotsari kita sebaiknya melengkapi perbekalan yang masih diperlukan, dan disini tersedia fasilitas Telpon Interlokal(WARTEL). Dari terminal Bobotsari naik Primkodes (minibus) menuju Pasar Priatin di Desa Kutabawa Kecamatan Karangrejo. Dari Priatin kita berjalan sejauh 2,5 km menuju dusun Bambangan, karena hanya sesekali saja daa truk pengangkut yang melewati jalan tanah yang lembek dan berbatu ini. Kita juga bisa turun di Dukuh Penjagan (Serang), 2 km sebelum Priatin dan berjalan ke Bambangan sejauh 2,5 km melewati perladangan. Bila kita dari arah Pemalang, kita naik Bis jurusan Purwokerto, turun di Karangrejo, pertigaan ke Goa Lawa, dan naik minibus sejauh 7 km ke Priatin.

Dusun Bambangan merupakan hunian terakhir menuju Gunung Slamet, disini kita harus mengisi persediaan air, karena sepanjang pendakian, sulit ditemui mata air, terutama dimusim kemarau. Dusun Bambangan dihuni oleh kira-kira 900 penduduk, yang mengandalkan kehidupannya dengan bercocok tanam sayuran.

Di batas Kampung Bambangan, kita akan menjumpai Pondok Pemuda, sebuah gedung yang besar dan cukup megah yang dibangun Pemerintah Daerah Purbalingga untuk para pendaki. Setelah melapor ke Pak Mucheri, pendakian dimulai dari Pondok Pemuda, dimana ada jalan bercabang, yang kekanan merupakan jalur lama, kita bisa mengambil jalan yang lurus, karena rute yang baru ini lebih pendek.

Setelah perladangan kita akan memasuki kawasan Hutan PERHUTANI, dimana kita akan jumpai sebuah tempat berlindung (Shelter). Dari sini kita mendaki selama 0,5 Km dan akan melewati tempat yang disebut Pondok Gembirung (2.250 m.dpl) yang merupakan hutan alam, yang banyak ditumbuhi Pohon Gembirung. Dari sini sejauh 0,5 Km akan dijumpai Pondok Walang (2.500 m.dpl), berjalan lagi sejauh 0,5 Km kita akan menemui Pondok Cemara yang disekitarnya banyak ditumbuhi pepohonan Cemara.

Dari Pondok Cemara kita terus mendaki sejauh 1,5 Km menuju Pondok Samanrantu (2.900 m.dpl) disini ada pondok peristirahatan sederhana. Diperlukan waktu 4-5 jam untuk mencapai Samarantu dari Bambangan, dan 2 jam lagi untuk mencapai Puncak. Dari Samanrantu perjalanan diteruskan sejauh 0,3 km menuju Samyang Rangkah yang dimusim hujan ada mata air, berjalan sejauh 0,6 km lagi melewati Samyang Kendit dan Samyang Jampang (2.950 m.dpl) kita akan sampai di Samyang Ketebonan (3.000 m.dpl). Di Samyang Jampang banyak ditumbuhi bunga Edelweis yang sekarang nyaris punah, dan kita bisa menyaksikan matahari terbit dari tempat ini. Kita terus naik ke Plawangan (3.250 m.dpl) yang merupakan perbatasan hutan dan daerah berbatu. Menuju puncak Gunung Slamet masih dibutuhkan waktu 1 jam lagi, melewati batu-batu lahar yang amat sukar, berupa batu lepas dan tajam, kita harus lebih waspada di daerah ini.
kawah

Setelah tiba di puncak akan terlihat hamparan padang lahar yang luas dan menakjubkan. Kita juga dapat menyaksikan pemandangan yang menakjubkan ke arah kawah-kawah yang masih aktif, yang dinamakan Segoro Warian dan Segoro Wedi. Di puncak Gunung Slamet kita juga dapat menyaksikan panorama yang indah kearah puncak-puncak Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Ciremai juga kearah kota Tegal, Purwokerto, Brebes, dan di kaki langit membentang Samudra Hindia dan Laut Jawa. Untuk memantau kondisi vulkanisnya, Puncak Gunung Slamet dilengkapi pemantau gempa yang datanya ditransmisikan lewat pemancar radio dengan menara antena setinggi 18 meter.

Pendakian dari Bambangan menuju puncak Gunung Slamet ini memerlukan waktu sekitar 8 jam, sedangkan untuk turun dibutuhkan waktu sekitar 4 jam. Setelah pendakian kita bisa pergi ke Baturaden yang merupakan kawasan wisata, dimana tersedia banyak hotel dan penginapan dan fasilitas wisata lainnya. Di Baturaden kita dapat menikmati panorama lereng Gunung Slamet dengan amat indah, mandi air pnas dan berenang dengan biaya murah.
Jalur Utara via Gambuhan
kawah slamet

Jalur utara ini kurang populer dibandingkan jalur Bambangan tetapi jalur ini sering di gunakan oleh petugas Vulkanologi untuk menuju kawah Gunung Slamet. Desa Gambuhan (1.000 m.dpl) lebih mudah dicapai dari arah Tegal. Dari Tegal kita naik Bus jurusan Moga (540 m.dpl) sejauh 64 Km lewat Pemalang. Dari Moga kita naik minibus ke Desa Gambuhan. Gambuhan dapat juga dicapai lewat Toewel. Dari Tegal dengan minibus kita menuju Toewel (850 m.dpl) lewat Bojong. Dari Toewel kita ganti minibus lagi ke Gambuhan.

Sebaiknya logistik telah dipersiapkan di Toewel atau di Moga. Fasilitas Telpon Interlokal (Wartel) tersedia di Moga dan di Toewel. Dari Desa Gambuhan kita berjalan atau naik ojek ke Pos Vulkanologi yang jaraknya 700 meter, untuk mencatatkan diri dan meminta informasi tentang kondisi Gunung Slamet dan jalur pendakiannya. Disini kita bisa menemui Kepala Pos Vulkanologi, yang dapat membantu kita pemanduan dan penginapan. Dari Pos Vulkanologi kita meneruskan perjalanan ke Dusun Karang Sari, Desa Jurangmangu melintasi jalan desa selama 0,5 jam perjalanan atau dengan ojek selama 10 menit saja. Mobil hanya bisa mencapai Pos Vulkanologi saja, dan sementara kita mendaki mobil dapat diparkir di sini.

Pendakian kita mulai dari Dusun Karang Sari (1.050 m. dpl) ini, melewati Hutan Pinus menuju Pondok Buncis selama 0,5 jam, disini kita bisa beristirahat dan mengambil air. Dari Pondok Buncis perjalanan memasuki hutan alam dan Cemara, melewati Pondok Gribig (1.750 m.dpl), selama 1 jam perjalanan. Selanjutnya perjalanan diteruskan selama 1,5 jam ke Pondok Pakis (2.200 m.dpl). Jalan semakin menanjak, dan kita akan sampai di Penatus (2.350 m.dpl), setelah perjalanan selama 1 jam dan diperlukan 1,5 jam lagi untuk mencapai Pondok Gua (3.000 m.dpl).

Perjalanan 1 jam dari Pondok Gua kita sampai di batas pasir sisa letusan yang dinamakan Samyang Wenang (3.200 m.dpl), melalui rerumputan dan vegetasi bunga Edelweis Jawa. Perjalanan akan melintasi medan yang semakin curam, berpasir dan berbatu lepas, yang mengharuskan kita berhati-hati. Setelah perjalanan 1,5 jam kita sampai di gigir Kawah (3.400 m.dpl). Diperlukan 0,5 jam lagi untuk menuju Puncak Gunung Slamet yang terletak diakhir jalur Bambangan, sedangkan total perjalanan ke puncak 7-8 jam. Untuk kembali ke Gambuhan diperlukan waktu 4-5 jam.

C A T A T A N
Masalah air perlu mendapat perhatian ekstra, karena di musim kemarau di Bambangan kadang sulit mendapat air bersih dan sepanjang perjalanan ke puncak sudah tidak ada lagi mata air sedangkan di jalur Gambuhan sebaiknya air kita siapkan di Desa Jurangmangu.
Perijinan, Pemanduan & Keadaan Darurat

Jika ingin mendaki Gunung Slamet terlebih dahulu kita meminta ijin di Perum PERHUTANI Banyumas Timur, Jl. Gatot Subroto 92, Purwokerto (Telp. 0281-96108) dan Polisi setempat (Polsek Serang). Kita juga harus mendapat Rekomendasi dari Dinas Sosial Politik (Ditsospol) Kabupaten Banyumas. Dan di Bambangan kita harus laporkan pendakian kita ke Kepala Dusun, Pak Mucheri, yang juga seorang pemandu gunung yang tangguh.

Beliau juga akan memberi banyak informasi tentang Gunung Slamet, mencarikan pemandu atau porter dan menyediakan tempat bermalam bila diperlukan, juga membantu kita dalam keadaan darurat. Dan di jalur Gambuhan, kita harus melaporkan perjalanan kita kepada Kepala Desa setempat dan Petugas Vulkanologi.

Untuk kenyamanan dan keselamatan dapat digunakan Pemandu yang tarifnya bisa dirundingkan untuk dua hari perjalanan, atau Porter yang merangkap Pemandu yang tarifnya sama. Di Purwokerto kita bisa menghubungi Organisasi Pencinta Alam UPL (Unit Pandu Lingkungan) dan JAGRAWESA (Fak.Ekonomi) Universitas Jendral Sudirman (UNSUD) yang bersekretariat di Kampus UNSUD Gerendeng Purwokerto dan PPA Mayapada, Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto, yang akan membantu kita keterangan, perijinan dan pemanduan ke Gunung Slamet.

Bila menghadapi keadaan darurat di Gunung Slamet, kita bisa menghubungi Pak Mucheri di Bambangan, Perum PERHUTANI Banyumas Timur di Purwokerto dan Organisasi Pencinta Alam setempat, petugas Vulkanologi serta Petugas Kepolisian. Dan bila diperlukan kegiatan SAR, kita bisa juga menghubungi Organisasi Pencinta Alam MAPAGAMA dan PALAPSI di Universitas Gajahmada (UGM) juga WANADRI di Bandung (telp.022-420 6440,430 699) atau Perwakilannya di Jakarta (telp.021-798 7270)

Baca Selengkapnya..

Gunung Rinjani  

Oleh M. Akbar Fitriyan, Hs


Gunung Rinjani (3.726 mdpl), adalah gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia, dipuncaknya memiliki kaldera besar dengan tebing-tebing batu tinggi beralaskan danau hijau Segara Anak (2.010 mdpl) dan disalah satu tepinya dihiasi serakan-serakan onggokan lava membeku yang mengelilingi gunung yang baru muncul Gunung Baru Jari (2.376 mdpl).

Dikatakan oleh para pendaki sebelumnya bahwa pendakian di Gunung Rinjani adalah the five star trekking (pendakian bintang lima), isyarat dan ajakan dari mereka yang pernah mencapai Rinjani, jika sebuah hotel maka ia adalah kelas paling tinggi, bintang lima. Saat ini ada tiga jalur resmi pendakian menuju puncak Gunung Rinjani, tentu saja ketiganya memiliki keunikan dan karakteristik yang berbeda dan menggunakannya akan ditentukan oleh tujuan pendakian yang akan dilakukan.
Jalur Senaru (Utara)

Merupakan jalur pendakian yang paling ramai dilalui terutama oleh pendaki asing, hal ini berkaitan dengan mudahnya akses ke lokasi ini dan berada dalam satu jalur wisata dengan Pantai Senggigi. Desa Senaru sebagai pintu masuk kawasan, melewati jalur ini anda akan dapat pula menyaksikan tempat wisata lainnya seperti Masjid tertua di Pulau Lombok, Desa Adat Bayan, dan Air Terjun Sendang Gile, di lokasi ini juga telah tersedia penginapan-penginapan sederhana dan pelayanan jasa pendakian yang cukup memadai.
gunung Rinjani

Jalur ini di dominasi oleh hutan hujan tropis dengan kerapatan vegetasi yang cukup bagus, anda akan melewati beberapa bagian tergelap dari hutan. Dan beberapa sajian khas hutan seperti kicau burung, suara canda satwa-satwa lainnya. Perjalanan dari Jebak Gawah, sampai Pelawangan Senaru (2.641 mdpl) akam melewati empat tempat peristirahatan, namun pendakian ini merupakan pendakian tanpa henti selama 6-8 jam karena jalur menanjak terus dan hanya sedikit memiliki "bonus" buat para pendaki, namun jangan gusar dulu, karena ketika sampai di pelawangan Senaru anda bisa menikmati pemandangan terindah pesona Rinjani

Dari tempat tersebut kita bisa melihat secara lengkap Danau Segara Anak, Puncak Rinjani dan Gunung Baru Jari dalam satu frame. Pendakian berikutnya adalah menyusuri jalur yang menempel di tebing-tebing kaldera menuju danau segara anak, jalur tempuh normail antara 2 sampai 3 jam. dan di salah satu titik anda bisa mengaso sejenak di ladang batu-batu pipih "Batu Ceper" sembari menikmati kopi atau coklat hangat yang anda bawa.
Jalur Sembalun (Timur)

Jalur ini menjadi pilihan utama bila tujuan pertama anda adalah Puncak Rinjani, jalur didominasi oleh padang savana luas, pohon-pohon cemara gunung seperti malu-malu bergerombol di tengah-tengah ilalang, dari pintu gerbang sampai pos Padabalang anda bisa lalui antara 4-6 jam perjalanan, diantara ilalang bisa anda temukan jejak-jejak letusan berupa sungai-sungai dalam berisi pasir dan batu hitam, anda juga kemungkinan akan bertemu dengan api-sapi yang jumlahnya dapat diperkirakan lebih dari seribu ekor di padang ilalang ini.
pelawangan

Melewati jalur ini terasa lebih santai karena jarang terdapat bukit-bukit curam, bisa dibilang landai-landai saja sampai di Padabalang. Dari Padabalang menuju Pelawangan Sembalun (2.902 mdpl) baru akan terasa melewati pendakian sesungguhnya selama 2-3 jam perjalanan, para pendaki biasa menyebut bagian ini sebagai "Bukit Penyiksaan" walaupun sebenarnya jika kita bisa lebih santai maka kita bisa menikmati paduan padang savana dengan kumpulan hutan cemara dan padang edelweis.

Tiba di Pelawangan Sembalun sebaiknya menginap di Camping Ground yang terletak di bibik kaldera bagian timur. dari sini anda bisa melihat Gunung Agung di Bali, dari dalam tendapun anda bisa melihat Danau Segara Anak dan Gunung Baru Jari di bawah anda. Pelawangan Sembalun bisa diumpamakan sebagai erminal, dari sini anda bisa memilih akan ke puncak Rinjani atau ke Danau Segara Anak.

Perjalanan ke Puncak biasanya dilakukan sekitar pukup 02.00-03.00 WITA, sebingga ketika matahari akan terbit anda sudah tiba di Puncak dan bisa menikmati keindahan proses lahirnya matahari pada waktu tersebut, dan lebih dari setengah perjalanan didominasi oleh pasir-pasir lepas. Bisa berada di puncaknya sekitar jam 09.00 WITA, setelah itu sebaiknya turun kembali ke Pelawangan karena angin akan sangat kencang bersamaan dengan semakin tingginya matahari. Sesampai di pelawangan Sembalun selanjutnya anda dapat mempersiapkan diri menuju Danau Segara Anak (perjalanan 2-3 jam) melalui jalur menyusuri tebing Kaldera Timur dan beberapa hamparan ilalang sampai Danau Segara Anak.
Jalur Timbanuh (Selatan)

Menentukan pendakian melalui jalur selatan merupakan perpaduan dari kedua jalur diatas atau paduan antara hutan hujan tropis dan padang savana, dengan jarak tempuh dari Dusun Jati dampai pelawangan Timbanuh sekitar 8-10 jam. Merupakan jalur baru yang dibuka oleh BINGR, dibanding kedua jalur lainnya, sarana dan prasarana masih belum memadai namum kelebihan dari jalur ini adalah ketersediaan ari yang cukup banyak di sepanjang jalur pendakian, pendakian Timbanuh saat ini hanya dibatasi sampai Pelawangan Selatan dan Puncak Selatan Rinjani, sedangkan perjalanan ke danau tidak direkomendasikan karena kondisi jalur yang sangat curam dan belum ditata sehinggga tingkat bahaya sangat tinggi.

Dari Pelawangan Selatan anda bisa melihat kawah Gunung Baru Jari dengan jelas, karena dibandingkan dengan dua Pelawangan lainnya, Pelawangan Selatan berada paling dekat dengan Gunung Baru Jari. Pada jalur ini anda kana melewati beberapa padang edelweis, dan anda bisa menuju puncak selatan Rinjani, dari puncak ini anda hanya bisa melihat puncak Rinjani dari jarak yang tidak terllau jauh namun anda tidak bisa menuju ke sana karena dihalangiengan -+ 230 m serta taksiran isi air sebanyak 1.375 juta m3, pembuangan air yang berlebihan terdapat di pantai sebelah timur laut danau yaitu Kokok Puteq anda akan menemukan kolam perendaman air panas yang biasa disebut Aik Kalak.
segara anak

Danau Segara Anak dipenuhi oleh ikan-ikan jenis Karper dan Mujaer yang cukup besar, jadi bila anda akan ke Danau, kami sarankan membawa pancing agar liburan anda lebih mengesankan, mengenai umpannya anda bisa pesan di masyarakat Senaru dan Sembalun. Masih di sekitar Danau anda bisa melihat beberapa buah gua dengan sumber-sumber air belerang yang biasanya digunakan masyarakat untuk mencuci senjata-senjata pusaka seperti keris, tombak dan kelewang.
Menuju Gunung Rinjani
Jakarta Mataram

Dari jakarta menuju mataram dapat ditempuh melalui perjalanan darat maupun udara, Setiap hari ada penerbangan menuju Bandara Selaporang (Mataram) dari Bandara Sukarno Hatta dan juga ada pemberangkatan Bus ke Mataram melalui Terminal Pulo Gadung.
Mataram-Senaru

Mataram-Senaru dapat dilalui dengan menggunakan kendaraan baik itu kendaraan carteran maupun kendaraan umum dari Terminal Mandalika, waktu tempuh sekitar dua jam dengan kondisi jalan baik (beraspal hotmix). di Senaru anda bisa menikmati beberapa atraksi wisata dan bisa menginap di home stay yang banyak ditemui di Desa Senaru, dilokasi ini juga anda bisa melakukan pemesanan paket-paket perjalanan ke Gunung Rinjani yang ditawarkan oleh beberapa Trek Organizer. Atau bila anda ingin melakukan perjalanan sendiri sebaiknya anda memesan jasa guide atau porter untuk memudahkan perjalanan anda, untuk informasi lebih lanjut anda bisa menghubungi petugas Taman Nasional di Pos Jaga Senaru atau Koperasi Wisata Rinjani Treking Center (RIC) di pintu masuk Senaru.
Mataram-Sembalun

Mataram-Sembalun bisa ditempuh dalam 2-3 jam perjalanan darat, bila menggunakan kendaraan carter anda bisa langsung menuju Sembalun, namun jika anda menggunakan kendaraan umum dari Mataram, anda harus turun di Aikmel untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Sembalun dengan kendaraan umum lainnya. Jika anda menggunakan kendaraan umum kami sarankan anda berangkat dari Mataram lebih pagi, karena kendaraan yang melayani jalur Aikmel - Sembalun hanya sampai jam 12 siang saja. Di Sembalun anda juga bisa memesan paket-paket perjalanan dan mencari jasa Guide dan Porter, Informasi lebih lanjut anda bisa menghubungi petugas Taman Nasional di pos jaga Sembalun atau Koperasi Wisata Rinjani Information center (RIC) di pintu masuk Sembalun.
Mataram Timbanuh

Mataram-Timbanuh bisa ditempun 2-3 jam perjalanan darat, bila menggunakan kendaraan carter anda bisa langsung menuju Timbanuh, desa Pengadangan, namun jika menggunakan kendaraan umum dari Mataram anda harus turun di Masbagik untuk kemudian menggunakan angkutan lain atau ojek menuju Timbanuh. Di Timbanuh belum ada layanan paket perjalanan namun terlah tersedia jasa guide dan porter yang telah terlatih.
Hal Penting

Harga tiket masuk ke kawasan Rinjani: Lokal (Rp. 10.000,-) Asing (Rp. 150.000,-)
Harga jasa Guide dan Porter: Guide Rp 100.000/hari dan porter Rp.80.000/hari

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
Jl. Arya Banjar Getas (Lingkar Selatan)
Kota Mataram
Telp. (0370) 627764
CP. Yudi (08197220055)

Pusat Informasi Senaru: CP Budi (0818545429)
Pusat Informasi Sembalun: CP.Supri (081805725754

Rinjani Treeking Management Board (RIMB)
Hotel Lombok Raya
Jl. Panca Usaha No 11 Mataram
Telp/Fax. 0370-64112, 63230

Baca Selengkapnya..

Gunung Agung Bali  

Oleh M. Akbar Fitriyan, Hs

Gunung Agung (3.142 mdpl), adalah gunung tertinggi di Pulau Bali, terletak diantara Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Gunung Agung masih termasuk dalam jajaran Gunung berapi yang berbentuk stratovolcano, gunung ini memiliki kawah yang lumayan besar dan dalam yang masih terlihat mengeluarkan asap dan uap air. Letak koordinat persisnya pada 8° 342' LS dan 115° 508' BT

Menuju Gunung Agung

Dari Pura Besakih gunung ini nampak runcing sempurna, padahal puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar. Pendakian menuju puncak gunung ini dapat dimulai dari tiga jalur pendakian yaitu :

* Dari selatan adalah dari selat lewat sangkan kuasa.
* Dari tenggara ialah dari Budakeling lewat nangka
* Dari Barat daya yang merupakan jalur pendakian yang umum digunakan oleh para pendaki yaitu dari Pura Besakih.

Gunung Agung bagi masyarakat setempat merupakan tempat suci yang juga sekaligus sebagai tempat beribadah mengagungkan para Dewa sesembahannya, terdapat beberapa sikap dan perilaku yang harus dijaga kuat oleh masyarakat maupun para pendaki. Perempuan yang sedang datang bulan (tidak suci) sangat tidak diperkenankan untuk melakukan pendakian ke gunung ini.
Jalur Pendakian Pura Besakih

pura besakih

Jalur pendakian melalui Pura Besakih adalah jalur umum/normal yang kebanyakan dipilih oleh para pendaki. Melalui jalur ini anda akan mendapat suguhan pemandangan Gunung Agung yang mengesankan dari sepanjang perjalanan. Juga akan menyaksikan masyarakat setempat yang melakukan peribadatan rutin di Pura Besakih, mengagungkan nama Tuhannya di tempat peribadatan yang cukup terkenal ini.

Melewati jalur Pura Besakih, para pendaki diharapkan mempersiapkan persediaan air yang cukup banyak, karena di sepanjang perjalanan tidak tersedia sumber air yang memadai. Meski di batas hutan terakhir terdapat sumber mata air, namun tidak diperkenankan untuk diambil karena mata air tersebut di sucikan oleh masyarakat setempat sebagai tempat yang suci untuk ritual peribadatan.

Sangat disarankan, ketika memutuskan untuk melakukan pendakian menuju Gunung Agung agar sebelumnya berkomunikasi dengan masyarakat setempat tentang hal-hal penting yang terkait dengan kebiasaan dan adat istiadat setempat. Misalnya membawa perbekalan dalam bentuk daging sapi juga sangat tidak disarankan untuk dibawa, bisa digantikan dengan lainnya yang tidak bertentangan dengan kepercayaan dan keyakinan masyarakat setempat.

Melewati jalur pendakian Pura Besakih, anda akan melewati jalan-jalan setapak yang relatif sempit, jika berpapasan dengan pendaki lain atau masyarakat terasa sedikit berhimpit sehingga salah satu perlu mengalah agar tidak bertabrakan. Lebih-lebih jika berpapasan dengan masyarakat yang sedang beriring-iringan membawa berbagai macam sesajian untuk upacara peribadatan keagamaan mereka. Sebelum melakukan pendakian anda perlu tahu tentang jadwal-jadwal penting upacara keagamaan mereka, lebih baik menunda jadwal sehari-dua hari dari pada harus memaksakan diri. Disamping menghormati ritual dan adat setempat, proses perjalanan anda tidak akan banyak terganggu karena harus sering mengalah oleh iring-iringan.

crater

Salah satu upacara yang terkenal di Pura Besakih adalah Ritual Ekadasa Rudra (perayaan setiap seratus tahun Pura Besakih), masih banyak lagi jenis upacara rutin lainnya yang dilakukan oleh masyarakat, salah satunya adalah upacara Air Suci.

Perjalanan diawali dari Pura Puseh lewat Pura Plawangan ke Pura Telaga mas kemudian perjalanan dilanjutkan ke Tirta dasar sampai di batas hutan terakhir atau dinamakan Hutan Pengubengan. Melewati kompleks Pura, jalanan tertata rapi, kemudian kita memasuki kawasan hutan yang agak landai sekitar 1/2 jam, selebihnya jalur terus menanjak.

Jalur yang dilewati sempit dengan sisi kiri kanan jurang, jalur ini terdiri dari tanah bercampur pasir dan kerikil sehingga sangat licin, bila hujan jalur akan semakin parah. Terdapat banyak tanjakan terjal melalui akar-akar pohon dengan berpegangan menggunakan akar.

Salah satu Pura terbesar yang juga dianggap oleh masyarakat Bali sebagai induk dari Pura-pura yang ada (the mother of temple) adalah Pura Besakih. Pura Besakih terletak di kaki Gunung Agung yang juga oleh masyarakat setempat dianggap sebagai Gunung Suci. Dalam bahasa Jawa Kuno, Besakih, Wasuki, atau Basuki memiliki arti "Selamat". Selain itu juga Besakih di kaitkan dengan Naga Basuki, yaitu sosok yang berbentuk Naga yang menjadi bagian keyakinan masyarakat yang tinggal di Lereng Gunung Agung.

Perkemahan dapat dilakukan pada ketinggian 2500 meter atau setelah 5 jam pendakian melalui kawasan hutan. Di sini menjadi batas akhir hutan dan jalur agak lega dan terdapat tempat yang sedikit terbuka. Menjadi penarik bagi para pendaki karena dilokasi ini juga terdapat beberapa kelompok monyet yang cukup aktif mengawasi kita dari kejauhan, mereka tampak malu untuk mendekat dan bergerombol dengan kawanannya di antara tebing terjal.

Jalur berikutnya berupa tebing curam dengan batu-batu besar, pendaki harus merangkak dan memanjat tebing ini, pendaki harus mencari sendiri sisi tebing yang mana yang nyaman dipanjat. Selain sangat curam juga sangat berbahaya karena dibawahnya batu-batu besar siap menyambut kita bila sampai tergelincir kebawah, bisa-bisa pendaki akan menggelinding ke jurang yang lebih dalam lagi.

Setelah berhasil memanjat tebing, meskipun tanpa peralatan panjat tebing, kita akan disambut oleh lereng terjal dan tandus. Disini pendaki harus merangkak mendaki ke atas karena keterjalannya yang sangat curam. Pendaki akan tertipu seolah-olah disinilah puncak gunung agung, setelah bersusah payah memanjat tebing ini pendaki akan kecewa karena setelah sampai di puncak tebing tampak menjulang tinggi bukit pasir dan batuan yang jauh lebih tinggi dan lebih berbahaya.
Referensi

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Agung
2. http://www.wisatamelayu.com/id/object.php?a=ZW1OL3VWWC9P=&nav=geo
3. http://www.merbabu.com/gunung/gunung_agung.html

Baca Selengkapnya..

Gunung Krakatau  

Oleh M. Akbar Fitriyan, Hs


Krakatau (813 mdpl), -english Krakatoa adalah sebuah kepulauan vulkanik yang masih aktif hingga saat ini. Sejarah letusan yang pernah terjadi pada tahun 1883 tercatat dalam Guinees Book of Record sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam sejarah, dan menurut catatan para peneliti, bersama ledakan Gunung Tambora (1815), Krakatau mencatatkan Nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. Berada di Selat Sunda antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatra, Krakatau sudah menjadi milik dunia karena setidaknya terdapat tiga judul filem yang diciptakan oleh para sineas dunia barat untuk menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi pada Gunung berapi itu.

Sekilas Sejarah Gunung Krakatau

Pulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga pulau sisa Gunung Krakatau Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Rakata yang terbuat dari batuan basaltik. Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah kawah, bernama Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau.

Letusan Gunung Krakatau

Satu-satunya kesaksian tentang kedahsyatan dan dampak dari letusan Gunung Krakatau ditulis dengan Judul Syair Lampung Karam. Tetapi pada edisi-edisi berikutnya terdapat variasi pada judul tersebut. Dan syair itu ditulis oleh seorang pribumi dengan nama Mohammad Saleh.
Musim Kemarau, adalah saat yang tepat untuk menikmatinya

Krakatau menempati jajaran Tujuh Keajaiban dari Banten (Seven Wonders of Banten), bersama dengan Ujung Kulon, Sunset di Selat Sunda, P. Sanghyang, P. Sebesi, Suku Baduy, dan Situs Arkeologi Banten Lama. Menuju Gunung Krakatau sangat tepat jika memilih musim kemarau untuk menikmati keindahan gunung dan pesonanya.
Peta Krakatau

Memilih bulan antara Mei hingga September, saat matahari jauh dari awan mendung, cuaca bersih cemerlang dan yang lebih penting lagi gelombang serta arus laut tidak begitu bergelora. Situasi gelombang menjadi perhitungan utama karena menuju lokasi ini harus menyewa kapal, sehingga sebaiknya anda juga bisa berenang. Kemampuan berenang bukan saja untuk menghadapi situasi darurat tapi juga memungkinkan untuk melakukan aktifitas dan berbagai kegiatan rekreasi alam lainnya. Selam, renang, snorkling bisa dilakukan sambil menikmati matahari terbenam.

krakatau

Petualangan di Gunung Berapi ini bisa Anda mulai dengan mendirikan tenda di kaki gunung Anak Krakatau atau biasa pula dikenal dan disebut pulau Rakata. Dari titik ini Anda bisa mulai dengan beraktifitas dengan Air Laut seperti berenang, menyelam atau snorkeling. Sedangkan untuk aktifitas kering (darat), Anda bisa melakukan tracking mengelilingi pulau Rakata, atau juga jika menyempatkan untuk repot membawa sepeda gunung, aktifitas darat anda akan lebih ceria dengan keringat.

berenang dekat vulcano berangkat dengan perahu

Untuk aktifitas tracking, sebaiknya tidak dilakukan sampai melewati matahari terbenam. Ini semata untuk menghindari air pasang sehingga Anda tidak terjebak di suatu tempat dan tidak bisa kembali ke tempat Anda mendirikan tenda. Karena sangat berbahaya, bila Anda memilih acara pendakian menuju puncak Krakatau, Anda perlu mengantongi Ijin Khusus dari Dirjen Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA), Departemen Kehutanan, supaya bisa mendapatkan pendamping (guide) dan penunjuk jalan yang bisa diandalkan dan mengenal medan.
Menuju Gunung Krakatau

Dim lights
Letusan Kecil Gunung Krakatau, Sejarah dahsyat tentang Letusan Krakatau yang terungkap melalui Syair Lampung Karam

Secara administratif, pulau bergunung api di Selat Sunda ini sebenarnya masuk dalam wilayah Provinsi Lampung. Sekarang, Anak Krakatau telah mencapai ketinggian 200 meter di atas permukaan laut dengan diameter 2 km. Untuk mengunjunginya Anda bisa berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priuk dengan naik Jet-Foil atau Kapal Phinisi Nusantara. Jalur kedua adalah dari Pelabuhan Labuan, Banten. Dari sini Anda dapat menyewa kapal motor atau kapal nelayan yang berkapasitas antara 5 sampai 20 orang.

gunung krakatau

Jalur ketiga bisa ditempuh melalui Pelabuhan Canti, Kalianda-Lampung. Di pelabuhan ini Anda juga dapat menyewa kapal motor atau kapal nelayan yang akan menempuh Krakatau melalui P. Sebuku dan P. Sebesi. Pada bulan Juli saat Pemda Provinsi Lampung menggelar Festival Krakatau, Anda bahkan bisa ikut menyeberang ke pulau itu.

Sedang dari kawasan Anyer dan Carita, sejumlah hotel juga punya paket mengunjungi Krakatau. Silakan pilih cara sesuai kemampuan.

Baca Selengkapnya..

Gunung Tambora, Kawah Gunung Berapi Terbesar dari Sumbawa  

Oleh M. Akbar Fitriyan, Hs


Gunung Tambora (Tomboro) 2851 m dpl, adalah gunung berapi aktif yang berdiri tegak di Pulau Sumbawa, yang juga bagian dari kepulauan Nusa Tenggara. Karena bentukan Tambora oleh Zona Subduksi dibawahnya, sehingga bisa meningkatkan ketinggian puncaknya mencapai 4.300 m dpl, dan dipastikan sebagaii salah satu puncak gunung tertinggi di seluruh nusantara setelah Puncak Jaya (Carstensz Piramid 4884 m dpl), namun ini terjadi sebelum bulan April 1815 sebagai puncak meletusnya gunung Tambora dengan skala letusan mencapai angka tujuh, sebuah ukuran dengan diskripsi super kolosal menurut Volcanic Explosivity Index (VEI).



Secara administratif Gunung Tambora terletak diantara dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Dompu (sebagian kaki sisi selatan sampai barat laut), dan Kabupaten Bima (bagian gunung berapi tamboralereng sisi selatan hingga barat laut, dan kaki hingga puncak sisi timur hingga utara) Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan garis koordinat tepatnya pada 8°15' LS dan 118° BT. Disamping kalangan wisatawan dan pendaki gunung yang menikmati panorama dan pesona alam unik, Gunung Tambora juga masih dipantau aktifitasnya secara rutin oleh ahli gempa dan Vulcanologist, Gunung Tambora juga menarik minat untuk studi Arkeologi dan Biologi.

Kata Tambora menurut cerita rakyat nusantara secara turun menurun ada dua versi, yang pertama yang berasal dari kata Lakambore - Bahasa Bima yang artinya "Mau Kemana?", kalimat pertanyaan kepada seseorang yang hendak bepergian. Versi kedua berasal dari dua kata Ta dan Mbora, juga dari bahasa Bima, "ta" yang berarti mengajak dan "mbora" yang artinya menghilang, sehingga secara keseluruhan berarti mengajak menghilang.
Pesona Alam Gunung Tambora

Dengan sejarah letusannya yang cukup panjang, letusan Tambora terbesar terjadi pada April 1815, lebih awal dari meletusnya Gunung Krakatau (1883) yang ditulis oleh anak negri dalam bentuk Syair Lampung Karam. Gunung Tambora menyisakan panorama unik dan pesona alam yang menawan bagi para wisatawan, lebih-lebih bagi kalangan pencinta alam dan pendaki gunung. Di kalangan internasional, Tambora memiliki julukan sebagai The Greatest Crater in Indonesia atau gunung yang memiliki kawah terbesar di Indonesia. Lebar kawah Gunung Tambora sepanjang 7 Kilometer dengan keliling kawahnya sepanjang 16 Km dan memiliki jarak antara puncak dengan dasar kawah sedalam 800 meter. Kawasan Gunung Tambora terbagi menjadi dua lokasi konservasi yaitu: Tambora Utara Wildlife Reserve dengan luas 80.000 hektar dan Tambora Selatan Hunting Park dengan luas 30.000 hektar.
gunung tambora

Dari puncak Gunung Tambora, anda akan dapat memandang lebih leluasa pemandangan kawah, padang pasir, samudra lautan, dan Pulau Satonda. Pulau Satonda sangat indah dengan pemandangannya yang masih alami, di tengah-tengah pulau tersebut terdapat danau yang jernih dan dikelilingi oleh tebing-tebing dari perbukitan yang masih alami. Pulau Satonda dengan ketinggian antara 0 sampai 300 mdpl merupakan taman rekreasi (recreation park) dengan wilayah seluas 1.000 Ha mempunyai ciri-cirinya yang unik.

Sekarang pulau tersebut telah menjadi kawasan yang dilindungi (strict nature reserve). Pulau Satonda sangat baik untuk menjadi tempat untuk mempelajari hutan, karena hutan di pulau tersebut hancur akibat letusan Gunung Tambora pada tahun 1815. Juga banyak ditemukan jenis-jenis ikan yang baru dan hanya ditemukan di Danau Satonda saja. Pulau tersebut menjadi habitat sejumlah besar jenis-jenis burung yang dilindungi. Kesemua keindahan alam yang menjadi satu kesatuan menciptakan suatu fenomena indah, unik.
Menuju ke Gunung Tambora

Dim lights
Pesona Gunung dan Kawah Tambora

Ada tiga titik konsentrasi desa-desa yang berada di sekitar lereng Gunung Tambora. Disebelah timur adalah desa Sanggar, ke arah laut adalah desa Doro Peti dan desa Pesanggrahan, dan di barat adalah desa Calabai. Ada dua jalur pendakian untuk mencapai kaldera. Rute pertama dimulai dari desa Doro Mboha di tenggara gunung. Rute ini mengikuti jalan beraspal melalui mete perkebunan hingga mencapai 1.150 meter (3,800 kaki) di atas permukaan laut. Akhir dari rute ini adalah bagian selatan kaldera pada 1.950 meter (6.400 kaki), dapat dicapai melalui jalur hiking. Lokasi ini biasanya digunakan sebagai base camp untuk memantau aktivitas gunung berapi, karena hanya dalam waktu satu jam untuk mencapai kaldera. Rute kedua dimulai dari desa Pancasila di barat laut gunung. Dengan menggunakan rute kedua, maka kaldera hanya dapat diakses dengan berjalan kaki.

Lihat gunung tambora di peta yang lebih besar

Jika ingin melakukan pendakian ke Gunung Tambora kami sarankan melalui jalur resmi, yaitu jalur yang kedua melewati Dusun Pancasila yang relatif lebih aman dari jalur lainnya, untuk menuju ke Dusun Pancasila dapat menggunakan kendaraan dari Cabang Banggo (baca: cabang Mbanggo) Kabupaten Sanggar dengan jarak tempuh kurang lebih dua jam 15 menit. Para pendaki sebaiknya menginap di basecamp Bapak Lewah, Kepala Dusun Pancasila, atau menginap di rumah Bapak M Yusuf (babe), seorang guide pendakian Gunung Tambora yang sangat berpengalaman mengenai seluk-beluk dan sejarahnya Gunung Tambora.
gunung tamboraDari Dusun Pancasila menuju ke Pos I dapat ditempuh selama satu jam, di Pos I tersebut terdapat sebuah pondok dan sekitar 20 meter terdapat mata air berbentuk sumur dengan airnya yang jernih, Kemudian dari Pos I menuju ke Pos II dapat di tempuh selama satu jam, di pos tersebut terdapat tempat datar untuk beristirahat dan sekitar lima meter dari tempat tersebut terdapat sungai kecil yang mengalirkan air jernih. Dari Pos II melanjutkan perjalanan kembali menuju ke Pos III dengan melalui hutan yang lebat dapat ditempuh selama tiga jam. Di Pos III tersebut ada tanah datar luas, terdapat pula pondok untuk tempat berteduh para pemburu rusa timor, adapun cara berburunya yaitu dengan menggunakan anjing sebagai pelacak dan menggunakan senapan laras panjang. Di Pos III tersebut merupakan mata air terakhir untuk mengambil air.

Dari Pos III menuju ke Pos IV melalui medan hutan lebat dan ditempuh selama satu jam, kemudian dari Pos IV menuju ke Pos V dapat ditempuh selama 30 menit, kemudian dari Pos V menuju ke Bibir Kawah dapat ditempuh selama dua jam, dengan melalui vegetasi yang beralih dari vegetasi hutan ke vegetasi Edelweiss dan dari vegetasi Edelweiss menuju padang pasir. Selama perjalanan kita akan menikmati keindahan alam yang menakjubkan dengan melalui jalur berpasir di kanan-kirinya melihat keunikan bunga Edelweiss yang berbeda dengan di gunung-gunung lain yaitu bunga tersebut sangat pendek sekitar 0,5 meter sampai 1,5 meter dengan letaknya masing-masing berjauhan sekitar dua meter sampai 100 meter. Juga adanya jenis rerumputan dengan tinggi sekitar satu meter sampai 1,5 meter membentuk barisan-barisan.
Lama Perjalanan

Perjalanan pendakian menuju Gunung Tambora, bisa di rancang selama 2 (dua) hari perjalanan, konsekuensinya anda dan team tidak bisa leluasa dengan trek kebut jalur.

Hari 1. Dusun Pancasila – Pos 3
Hari 2. Pos 3 – Summit – Dusun Pancasila

Namun jika waktu memungkinkan, anda dan team bisa merancang waktu lebih optimal untuk 4 hari 3 Malam

Hari 1 [Dusun Pancasila - Pos 2]
Hari 2 [Pos 2 - Pos 5]
Hari 3 [Pos 5 - Puncak - Pos 2]
Hari 4 [Pos 2 - Dusun Pancasila]

Baca Selengkapnya..