ISOLIR INTERNET  

Oleh M. Akbar Fitriyan, Hs

Baca Selengkapnya..

Jalan-jalan Ke Bali ala Backpacker  

Oleh M. Akbar Fitriyan, Hs

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Oke gan, kali ini ane mau Share Tentang Pengalaman ane Jalan-jalan Ke Bali atau yang sering disebut juga dengan Pulau Dewata, Pulau Dengan Sejuta Keindahan.
Pulau yang masyarakatnya mayoritas ramah ini, sangat terkenal, baik itu di kalangan Wisatawan Domestik, maupun Wisatawan Mancanegara. Oleh karena itu Pulau Dewata Ini termasuk ke dalam salah-satu Wisata Primadona Andalan NKRI

Langsung Masuk Kecerita.
Rencana ane Jalan-jalan Ke Bali udah ane persiapin jauh-jauh hari. Dan Jatulah pilihan ane di tanggal 14 Desember 2011 untuk berangkat ke Pulau yang kabar-kabarnya mempunyai Pantai-pantai yang istimewa.


Rabu, 14 Desember 2011

Perjalanan di mulai dari Rumah ane di daerah Kabupaten Lamongan, lebih terkenal dengan Kota LA Mania.
Dari Kota ane Menuju Kota Surabaya, bisa ditempuh kira-kira 1,5 jam, menggunakan Motor/Mobil/Bus/Kereta/dll. Yg penting jangan naek :ngacir2 :hammer
But, Pilihan ane kali ini jatuh di tranportasi Kereta, Tepat Jam 16.00 WIB ane udah berada di St. Lamongan untuk menunggu KA Komuter yang Berangkat Pukul 16.25 WIB, Harga Tiket KA Komuter Rp2000

Oke, Tepat Pukul 16.25 WIB KA Komuter Berangkat. Gak Biasanya Kereta Komuter Jurusan Lamongan - Surabaya bisa Longgar, mungkin ane lagi beruntung kali yah.. :ngakak

Sekitar Pukul 7, ane nyampek di Stasiun Pasar Turi Surabaya.
Karena menurut rencana, ane mau naek kereta Mutiara Timur Malam, jadi ane Harus melanjutkan perjalanan ke Stasiun Gubeng.

Perlu Di Ketahui, Di Surabaya ada 2 Stasiun Besar,
Stasiun Pasar Turi : Jalur Utara
Stasiun Gubeng : Jalur Selatan
Dan untuk menuju stasiun Gubeng dari Stasiun Pasar Turi, agan Bisa Naek Angkot (Lyn) Berkode "C", Warna Oranye. Ongkosnya Jauh Dekat = Rp3000


Tanpa pikir panjang, ane langsung keluar dari stasiun pasar turi untuk mencari angkot ke stasiun Gubeng.
Kurang dari Pukul 8 malam, ane udah di Stasiun Gubeng.
Sampek Disini ane Langsung pergi ke Counter Tempat Pembelian tiket KA Mutiara Timur Malam.
dan ane pun Dapet Tiket Kelas Bisnis Seharga Rp125.000 untuk Perjalanan nyampek di Terminal ubung.
Maksudnya di sini ane naek kereta nyampek di Stasiun Banyuwangi dan Dilanjut Perjalanan Dengan Bus yang Disediakan Oleh PT.KAI.


Kamis, 15 Desember 2011

Pukul 04.30 WIB, ane udah nyampek di Stasiun Banyuwangi, disini ane turun dan keluar stasiun, diluar stasiun udah ada bus yang nunggu ane dan penumpang lainnya yang mau melanjutkan perjalanan ke Denpasar.

Okey, Perjalanan Lanjut By Bus. Eh Ternyata Di Tengah Perjalanan, ada acara mampir ke Rumah Makan Dulu. Yaudah deh, kebetulan perut ane udah mulai keroncongan. Ane pun Pesen Nasi Goreng Spesial + Jeruk Hangat. MANTAB.

30 Menit Berselang, Bus Siap Melanjutkan Perjalanan Ke Terminal Ubung. :ngacir2

Sekitar Pukul 11.00 WITA, ane nyampek di Terminal Ubung Denpasar.
Disini Banyak Banget Calo yang Rese', ane sih cuek aja.. :cool
Jadi ane saranin buat agan-agan yang mau berlibur ke bali, mendingan agan keluar dulu dari Terminal Ubung ini, dan baru lha agan cari angkot diluar.

Di Terminal Ubung, ada beberapa Alternatif untuk menuju ke daerah Kuta.
1. Naek Taksi
2. Sewa Angkot
3. Naek Ojek
4. Naek Angkot Ke Terminal Tegal, dan baru Lanjut naek angkot Lagi Ke Kuta.

ane sendiri milih opsi yang ke tiga, yakni naek Ojek. Ojek dari Ubung ke Kuta, Rata-rata Rp30.000 (Tawar-menawar yah gan..)

Naek Ojek ane Minta di anterin Ke Gg. Poppies II, karena tujuan ane adalah penginapan Cempaka 2.


sekitar Pukul 12.00 WITA, ane nyampek di Penginapan Cempaka 2.
Dengan Harga Rp80.000 untuk Single, dan Rp100.000 untuk Double, dengan Fasilitas : Kamar Mandi Dalam, Kipas Angin, Lemari, Gantungan Pakaian, Spring Bed Ukuran 160x180, Sarapan Pagi (kue, teh).
Penginapan ini Lumayan untuk di rekomendasikan.

Nyampek Di Penginapan, Agenda Ane adalah Mandi, dan Istirahat melepas Lelah.



Okey, Setelah Puas Beristirahat, sekitar jam 3 sore waktu setempat, ane mau berangkat Ke GWK, yang kira-kira berjarak 10 km dari Tempat penginapan ane.
Untuk Perjalanan Menuju GWK, ane Sewa Motor dari Penginapan Seharga Rp.50.000/24 Jam.
Berbekal GPS, Alhamdulillah ane kagak nyasar menuju GWK, Nyampek di GWK ane langsung beli Tiket Masuk, Harganya Rp25.000 + Rp2.000 untuk Parkir.


Setalah Beli Tiket, dan akan masuk ke Objek, ane liat Schedule Free Daily Performance, eh ternyata perform Kecak Dance masih entar jam 18.00 WITA.

So, ane memutuskan untuk gak masuk dulu, dan memilih untuk jalan-jalan ke pantai Dreamland terlebih dahulu, yang jaraknya relatif dekat dari GWK.

Eh, Ternyata di sebelah GWK, ada Sirkuit Balap. Ane pun mampir dulu kesini, karna waktu itu ada latian balap.


Setelah Puas Nonton Balap, Tanpa Pikir Panjang ane langsung tancap gan, ke Dreamland.
Disini akses masuk ke Pantai Gratis, cuman kita harus bayar Rp5.000 untuk Parkir Motor.

Dreamland Emang Salah satu Pantai yang Indah Di Bali, cuman pantai ini udah mulai kotor, banyak sampah berkeliaran. :nohope

Beberapa Menit di Dreamland, ane udah mau balik ke GWK, karna view pantai dreamland saat itu kurang bagus alias mendung.

ane pun tancap gas, untuk balik ke GWK. :ngacir2
Jam 5 Lebih dikit, ane nyampek di GWK, dan Langsung Masuk untuk melihat Pertunjukan Tari Kecak.
Ternyata, Nonton Tari Kecak gak Bikin Bete.. :2thumbup

Pokoknya Ajib dah.. :2thumbup
Tari Kecak Selesai, ane Jalan-jalan dulu di Area GWK.

Langit Udah Petang, dan saatnya ane balik ke penginapan...
Eh, tapi kayaknya nih cacing2 di perut udah pada demo alias minta keadilan.. :hammer.
Jadi ane mampir dulu, Ke Rumah Makan Ayam Goreng ML (Mbok Limbok), yang Ayam Gorengnya Emang Bener-bener Ajib. :2thumbup

Waktu udah menunjuk Pukul 21.00 WITA, ane Putuskan untuk Balik Ke Penginapan.










Jum’at, 16 Desember 2011

Pagi Semua...
Hari ini ane mau Jalan-jalan Ke Air Terjun Git Git, yang Terletak di Singaraja, Bali Utara, berjarak sekitar 100km dari Tempat penginapan ane.
It's No Problem, karna katanya pemandangan di sini ajib banget.

Pagi menjelang siang, ane berangkat menuju Singaraja, tetap dengan Bekal GPS.
Jalanan Menuju Objek Wisata Ini, Cukup ekstrim, dengan rute berkelok-kelok, dan naik turun, wajib bagi kita untuk sangat berhati-hari.
Eh, Pas Di tengah perjalanan sekitar ketinggian 1134mdpl, turunlah Hujan. Mana ane gak bawa Jas Hujan Lagi.. :cd
So, Mau Gak Mau ane harus berteduh dulu..
Ibarat Menyelam sambil Minum Air, Ane Pun Berteduh sambil Makan Bakso.. :ngakak

Eh, ujan udah reda... Lanjut Perjalanan... :ngacir2

buju busyet, Lagi-lagi ujan..... but, ujan kali ini gak begitu lebat, jadi ane tetep lanjut perjalanan, berharap di depan ane entar ada orang yang jualan Jas Hujan.. :matabelo
Setelah Berjalan beberapa kilometer kedepan, harapan ane terkabul, ada orang jualan Jas Hujan didepan. Ane Lansung berhenti, dan Bertanya :
A : "Buk, Jas Hujannya Berapa'an?"
B : "Seratus Ribu Dek..."
busyet... dlam hati ane, mahal banget... mentang2 lagi ujan..
A : "Gak Bisa Kurang Buk?"
B : "Harga Nett 70rb dek"
busyet... mending ane beli di FJB, bisa dapet dua kali... :ngakak

Okey lah, dari pada ke ujanan ane beli tuh jas Hujan.

Lanjut Perjalanan dengan jalan yang naik turun + berkelok-kelok..

Setelah Jalan Jauh, ane Pun Sampai di Parkiran GitGit Waterfall..
Langsung dah, ane parkir Motor, Trus Turun Ke Air Terjunnya.

Disini ada beberapa Air Terjun, ada air terjun Kembarnya Pula, ada juga air terjun Bertingkat.

Tak Usah Berlama-lama disini, karna masih ada dua Tujuan Lagi Hari ini, yakni Bedugul dan Tanah Lot.

Naik ke Parkiran dan Tancap Gas Ke Bedugul... :ngacir2
Ditengah Perjalanan Ke Bedugul, ane Liat View Danau ber Gunung yang Mantab, ada Kera Liarnya Pula... :2thumbup.

Tak Usah Lama-lama, karna cuaca mendung, takut ujan gan..
Tancap Gas...




Lanjutan Dibawah Yah Gan…
||
||
\ /
\ /




Baca Selengkapnya..

Gunung Slamet  

Oleh M. Akbar Fitriyan, Hs


Gunung Slamet (3,432 ) adalah gunung tertinggi di Jawa setelah Gunung Semeru di Jawa Timur, berbentuk kerucut/Strato serta memiliki kawah yang masih aktif dan luas. Letusan besar terakhir terjadi pada tanggal 13 juli 1988, yang menimbulkan lidah api dan semburan lava pijar setinggi 300 meter. Gunung Slamet terletak di perbatasan Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas, dan Brebes. Dengan posisi geografis 7°14,30' LS dan 109°12,30' BT.

Pada awal bulan September 1995, hutan di Gunung Slamet ini mengalami kebakaran hebat, diperkirakan karena kesalahan manusia, yang mengakibatkan lenyapnya berbagai tumbuhan dan fauna khas yang masih tersisa di gunung ini, termasuk tanaman langka Edelwis Jawa yang merupakan tanaman khas Gunung Slamet. Edelweis Jawa disini, bunganya putih kekuningan dan tangkai bunganya serupa dengan daun kering yang panjang, berbeda dengan Edelweis di Gunung Gede-Pangrango yang bunganya keputih-putihan dan tangkai bunganya berbulu-bulu.
gunung slamet

Hutan di kawasan Gunung Slamet, sebagian terdiri dari hutan alam, hutan alam produksi dan hutan produksi yang dikelola oleh PERHUTANI KPH Pekalongan Barat dan KPH Banyumas Timur. Pendakian ke Gunung Slamet cukup berbahaya, karena hutannya masih lebat dan jarang didaki, selama tahun 1975 - 1994 tercatat 17 orang meninggal di gunung ini, 10 orang diantaranya meninggal karena hujan salju pada bulan Februari 1992. Suhu dipuncak Gunung Slamet seringkali mencapai 0°C, karenanya kita harus menyiapkan fisik, logistik dan perlengkapan untuk mendaki gunung ini.

Untuk mencapai puncak Gunung Slamet, kita bisa melalui beberapa jalur: dari Utara via Gambuhan-Jurangmangu, dari Selatan via Baturaden-Gunung Malang, dan Timur via Bobotsari - Bambangan. Jalur yang paling dekat dan lebih aman, adalah dari Bambangan dan Jurangmangu, yang merupakan jalur yang dianjurkan, sedangkan jalur Baturaden sebaiknya dihindari karena banyak ditumbuhi rumput-rumput liar dan medannya terjal serta berbahaya.
Jalur Bambangan

Untuk menuju Bambangan (1.470 m.dpl), dari Purwokerto kita naik Bis ke jurusan Bobotsari Kabupaten Purbalingga. Di Bobotsari kita sebaiknya melengkapi perbekalan yang masih diperlukan, dan disini tersedia fasilitas Telpon Interlokal(WARTEL). Dari terminal Bobotsari naik Primkodes (minibus) menuju Pasar Priatin di Desa Kutabawa Kecamatan Karangrejo. Dari Priatin kita berjalan sejauh 2,5 km menuju dusun Bambangan, karena hanya sesekali saja daa truk pengangkut yang melewati jalan tanah yang lembek dan berbatu ini. Kita juga bisa turun di Dukuh Penjagan (Serang), 2 km sebelum Priatin dan berjalan ke Bambangan sejauh 2,5 km melewati perladangan. Bila kita dari arah Pemalang, kita naik Bis jurusan Purwokerto, turun di Karangrejo, pertigaan ke Goa Lawa, dan naik minibus sejauh 7 km ke Priatin.

Dusun Bambangan merupakan hunian terakhir menuju Gunung Slamet, disini kita harus mengisi persediaan air, karena sepanjang pendakian, sulit ditemui mata air, terutama dimusim kemarau. Dusun Bambangan dihuni oleh kira-kira 900 penduduk, yang mengandalkan kehidupannya dengan bercocok tanam sayuran.

Di batas Kampung Bambangan, kita akan menjumpai Pondok Pemuda, sebuah gedung yang besar dan cukup megah yang dibangun Pemerintah Daerah Purbalingga untuk para pendaki. Setelah melapor ke Pak Mucheri, pendakian dimulai dari Pondok Pemuda, dimana ada jalan bercabang, yang kekanan merupakan jalur lama, kita bisa mengambil jalan yang lurus, karena rute yang baru ini lebih pendek.

Setelah perladangan kita akan memasuki kawasan Hutan PERHUTANI, dimana kita akan jumpai sebuah tempat berlindung (Shelter). Dari sini kita mendaki selama 0,5 Km dan akan melewati tempat yang disebut Pondok Gembirung (2.250 m.dpl) yang merupakan hutan alam, yang banyak ditumbuhi Pohon Gembirung. Dari sini sejauh 0,5 Km akan dijumpai Pondok Walang (2.500 m.dpl), berjalan lagi sejauh 0,5 Km kita akan menemui Pondok Cemara yang disekitarnya banyak ditumbuhi pepohonan Cemara.

Dari Pondok Cemara kita terus mendaki sejauh 1,5 Km menuju Pondok Samanrantu (2.900 m.dpl) disini ada pondok peristirahatan sederhana. Diperlukan waktu 4-5 jam untuk mencapai Samarantu dari Bambangan, dan 2 jam lagi untuk mencapai Puncak. Dari Samanrantu perjalanan diteruskan sejauh 0,3 km menuju Samyang Rangkah yang dimusim hujan ada mata air, berjalan sejauh 0,6 km lagi melewati Samyang Kendit dan Samyang Jampang (2.950 m.dpl) kita akan sampai di Samyang Ketebonan (3.000 m.dpl). Di Samyang Jampang banyak ditumbuhi bunga Edelweis yang sekarang nyaris punah, dan kita bisa menyaksikan matahari terbit dari tempat ini. Kita terus naik ke Plawangan (3.250 m.dpl) yang merupakan perbatasan hutan dan daerah berbatu. Menuju puncak Gunung Slamet masih dibutuhkan waktu 1 jam lagi, melewati batu-batu lahar yang amat sukar, berupa batu lepas dan tajam, kita harus lebih waspada di daerah ini.
kawah

Setelah tiba di puncak akan terlihat hamparan padang lahar yang luas dan menakjubkan. Kita juga dapat menyaksikan pemandangan yang menakjubkan ke arah kawah-kawah yang masih aktif, yang dinamakan Segoro Warian dan Segoro Wedi. Di puncak Gunung Slamet kita juga dapat menyaksikan panorama yang indah kearah puncak-puncak Gunung Sindoro, Gunung Sumbing dan Gunung Ciremai juga kearah kota Tegal, Purwokerto, Brebes, dan di kaki langit membentang Samudra Hindia dan Laut Jawa. Untuk memantau kondisi vulkanisnya, Puncak Gunung Slamet dilengkapi pemantau gempa yang datanya ditransmisikan lewat pemancar radio dengan menara antena setinggi 18 meter.

Pendakian dari Bambangan menuju puncak Gunung Slamet ini memerlukan waktu sekitar 8 jam, sedangkan untuk turun dibutuhkan waktu sekitar 4 jam. Setelah pendakian kita bisa pergi ke Baturaden yang merupakan kawasan wisata, dimana tersedia banyak hotel dan penginapan dan fasilitas wisata lainnya. Di Baturaden kita dapat menikmati panorama lereng Gunung Slamet dengan amat indah, mandi air pnas dan berenang dengan biaya murah.
Jalur Utara via Gambuhan
kawah slamet

Jalur utara ini kurang populer dibandingkan jalur Bambangan tetapi jalur ini sering di gunakan oleh petugas Vulkanologi untuk menuju kawah Gunung Slamet. Desa Gambuhan (1.000 m.dpl) lebih mudah dicapai dari arah Tegal. Dari Tegal kita naik Bus jurusan Moga (540 m.dpl) sejauh 64 Km lewat Pemalang. Dari Moga kita naik minibus ke Desa Gambuhan. Gambuhan dapat juga dicapai lewat Toewel. Dari Tegal dengan minibus kita menuju Toewel (850 m.dpl) lewat Bojong. Dari Toewel kita ganti minibus lagi ke Gambuhan.

Sebaiknya logistik telah dipersiapkan di Toewel atau di Moga. Fasilitas Telpon Interlokal (Wartel) tersedia di Moga dan di Toewel. Dari Desa Gambuhan kita berjalan atau naik ojek ke Pos Vulkanologi yang jaraknya 700 meter, untuk mencatatkan diri dan meminta informasi tentang kondisi Gunung Slamet dan jalur pendakiannya. Disini kita bisa menemui Kepala Pos Vulkanologi, yang dapat membantu kita pemanduan dan penginapan. Dari Pos Vulkanologi kita meneruskan perjalanan ke Dusun Karang Sari, Desa Jurangmangu melintasi jalan desa selama 0,5 jam perjalanan atau dengan ojek selama 10 menit saja. Mobil hanya bisa mencapai Pos Vulkanologi saja, dan sementara kita mendaki mobil dapat diparkir di sini.

Pendakian kita mulai dari Dusun Karang Sari (1.050 m. dpl) ini, melewati Hutan Pinus menuju Pondok Buncis selama 0,5 jam, disini kita bisa beristirahat dan mengambil air. Dari Pondok Buncis perjalanan memasuki hutan alam dan Cemara, melewati Pondok Gribig (1.750 m.dpl), selama 1 jam perjalanan. Selanjutnya perjalanan diteruskan selama 1,5 jam ke Pondok Pakis (2.200 m.dpl). Jalan semakin menanjak, dan kita akan sampai di Penatus (2.350 m.dpl), setelah perjalanan selama 1 jam dan diperlukan 1,5 jam lagi untuk mencapai Pondok Gua (3.000 m.dpl).

Perjalanan 1 jam dari Pondok Gua kita sampai di batas pasir sisa letusan yang dinamakan Samyang Wenang (3.200 m.dpl), melalui rerumputan dan vegetasi bunga Edelweis Jawa. Perjalanan akan melintasi medan yang semakin curam, berpasir dan berbatu lepas, yang mengharuskan kita berhati-hati. Setelah perjalanan 1,5 jam kita sampai di gigir Kawah (3.400 m.dpl). Diperlukan 0,5 jam lagi untuk menuju Puncak Gunung Slamet yang terletak diakhir jalur Bambangan, sedangkan total perjalanan ke puncak 7-8 jam. Untuk kembali ke Gambuhan diperlukan waktu 4-5 jam.

C A T A T A N
Masalah air perlu mendapat perhatian ekstra, karena di musim kemarau di Bambangan kadang sulit mendapat air bersih dan sepanjang perjalanan ke puncak sudah tidak ada lagi mata air sedangkan di jalur Gambuhan sebaiknya air kita siapkan di Desa Jurangmangu.
Perijinan, Pemanduan & Keadaan Darurat

Jika ingin mendaki Gunung Slamet terlebih dahulu kita meminta ijin di Perum PERHUTANI Banyumas Timur, Jl. Gatot Subroto 92, Purwokerto (Telp. 0281-96108) dan Polisi setempat (Polsek Serang). Kita juga harus mendapat Rekomendasi dari Dinas Sosial Politik (Ditsospol) Kabupaten Banyumas. Dan di Bambangan kita harus laporkan pendakian kita ke Kepala Dusun, Pak Mucheri, yang juga seorang pemandu gunung yang tangguh.

Beliau juga akan memberi banyak informasi tentang Gunung Slamet, mencarikan pemandu atau porter dan menyediakan tempat bermalam bila diperlukan, juga membantu kita dalam keadaan darurat. Dan di jalur Gambuhan, kita harus melaporkan perjalanan kita kepada Kepala Desa setempat dan Petugas Vulkanologi.

Untuk kenyamanan dan keselamatan dapat digunakan Pemandu yang tarifnya bisa dirundingkan untuk dua hari perjalanan, atau Porter yang merangkap Pemandu yang tarifnya sama. Di Purwokerto kita bisa menghubungi Organisasi Pencinta Alam UPL (Unit Pandu Lingkungan) dan JAGRAWESA (Fak.Ekonomi) Universitas Jendral Sudirman (UNSUD) yang bersekretariat di Kampus UNSUD Gerendeng Purwokerto dan PPA Mayapada, Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto, yang akan membantu kita keterangan, perijinan dan pemanduan ke Gunung Slamet.

Bila menghadapi keadaan darurat di Gunung Slamet, kita bisa menghubungi Pak Mucheri di Bambangan, Perum PERHUTANI Banyumas Timur di Purwokerto dan Organisasi Pencinta Alam setempat, petugas Vulkanologi serta Petugas Kepolisian. Dan bila diperlukan kegiatan SAR, kita bisa juga menghubungi Organisasi Pencinta Alam MAPAGAMA dan PALAPSI di Universitas Gajahmada (UGM) juga WANADRI di Bandung (telp.022-420 6440,430 699) atau Perwakilannya di Jakarta (telp.021-798 7270)

Baca Selengkapnya..

Gunung Rinjani  

Oleh M. Akbar Fitriyan, Hs


Gunung Rinjani (3.726 mdpl), adalah gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia, dipuncaknya memiliki kaldera besar dengan tebing-tebing batu tinggi beralaskan danau hijau Segara Anak (2.010 mdpl) dan disalah satu tepinya dihiasi serakan-serakan onggokan lava membeku yang mengelilingi gunung yang baru muncul Gunung Baru Jari (2.376 mdpl).

Dikatakan oleh para pendaki sebelumnya bahwa pendakian di Gunung Rinjani adalah the five star trekking (pendakian bintang lima), isyarat dan ajakan dari mereka yang pernah mencapai Rinjani, jika sebuah hotel maka ia adalah kelas paling tinggi, bintang lima. Saat ini ada tiga jalur resmi pendakian menuju puncak Gunung Rinjani, tentu saja ketiganya memiliki keunikan dan karakteristik yang berbeda dan menggunakannya akan ditentukan oleh tujuan pendakian yang akan dilakukan.
Jalur Senaru (Utara)

Merupakan jalur pendakian yang paling ramai dilalui terutama oleh pendaki asing, hal ini berkaitan dengan mudahnya akses ke lokasi ini dan berada dalam satu jalur wisata dengan Pantai Senggigi. Desa Senaru sebagai pintu masuk kawasan, melewati jalur ini anda akan dapat pula menyaksikan tempat wisata lainnya seperti Masjid tertua di Pulau Lombok, Desa Adat Bayan, dan Air Terjun Sendang Gile, di lokasi ini juga telah tersedia penginapan-penginapan sederhana dan pelayanan jasa pendakian yang cukup memadai.
gunung Rinjani

Jalur ini di dominasi oleh hutan hujan tropis dengan kerapatan vegetasi yang cukup bagus, anda akan melewati beberapa bagian tergelap dari hutan. Dan beberapa sajian khas hutan seperti kicau burung, suara canda satwa-satwa lainnya. Perjalanan dari Jebak Gawah, sampai Pelawangan Senaru (2.641 mdpl) akam melewati empat tempat peristirahatan, namun pendakian ini merupakan pendakian tanpa henti selama 6-8 jam karena jalur menanjak terus dan hanya sedikit memiliki "bonus" buat para pendaki, namun jangan gusar dulu, karena ketika sampai di pelawangan Senaru anda bisa menikmati pemandangan terindah pesona Rinjani

Dari tempat tersebut kita bisa melihat secara lengkap Danau Segara Anak, Puncak Rinjani dan Gunung Baru Jari dalam satu frame. Pendakian berikutnya adalah menyusuri jalur yang menempel di tebing-tebing kaldera menuju danau segara anak, jalur tempuh normail antara 2 sampai 3 jam. dan di salah satu titik anda bisa mengaso sejenak di ladang batu-batu pipih "Batu Ceper" sembari menikmati kopi atau coklat hangat yang anda bawa.
Jalur Sembalun (Timur)

Jalur ini menjadi pilihan utama bila tujuan pertama anda adalah Puncak Rinjani, jalur didominasi oleh padang savana luas, pohon-pohon cemara gunung seperti malu-malu bergerombol di tengah-tengah ilalang, dari pintu gerbang sampai pos Padabalang anda bisa lalui antara 4-6 jam perjalanan, diantara ilalang bisa anda temukan jejak-jejak letusan berupa sungai-sungai dalam berisi pasir dan batu hitam, anda juga kemungkinan akan bertemu dengan api-sapi yang jumlahnya dapat diperkirakan lebih dari seribu ekor di padang ilalang ini.
pelawangan

Melewati jalur ini terasa lebih santai karena jarang terdapat bukit-bukit curam, bisa dibilang landai-landai saja sampai di Padabalang. Dari Padabalang menuju Pelawangan Sembalun (2.902 mdpl) baru akan terasa melewati pendakian sesungguhnya selama 2-3 jam perjalanan, para pendaki biasa menyebut bagian ini sebagai "Bukit Penyiksaan" walaupun sebenarnya jika kita bisa lebih santai maka kita bisa menikmati paduan padang savana dengan kumpulan hutan cemara dan padang edelweis.

Tiba di Pelawangan Sembalun sebaiknya menginap di Camping Ground yang terletak di bibik kaldera bagian timur. dari sini anda bisa melihat Gunung Agung di Bali, dari dalam tendapun anda bisa melihat Danau Segara Anak dan Gunung Baru Jari di bawah anda. Pelawangan Sembalun bisa diumpamakan sebagai erminal, dari sini anda bisa memilih akan ke puncak Rinjani atau ke Danau Segara Anak.

Perjalanan ke Puncak biasanya dilakukan sekitar pukup 02.00-03.00 WITA, sebingga ketika matahari akan terbit anda sudah tiba di Puncak dan bisa menikmati keindahan proses lahirnya matahari pada waktu tersebut, dan lebih dari setengah perjalanan didominasi oleh pasir-pasir lepas. Bisa berada di puncaknya sekitar jam 09.00 WITA, setelah itu sebaiknya turun kembali ke Pelawangan karena angin akan sangat kencang bersamaan dengan semakin tingginya matahari. Sesampai di pelawangan Sembalun selanjutnya anda dapat mempersiapkan diri menuju Danau Segara Anak (perjalanan 2-3 jam) melalui jalur menyusuri tebing Kaldera Timur dan beberapa hamparan ilalang sampai Danau Segara Anak.
Jalur Timbanuh (Selatan)

Menentukan pendakian melalui jalur selatan merupakan perpaduan dari kedua jalur diatas atau paduan antara hutan hujan tropis dan padang savana, dengan jarak tempuh dari Dusun Jati dampai pelawangan Timbanuh sekitar 8-10 jam. Merupakan jalur baru yang dibuka oleh BINGR, dibanding kedua jalur lainnya, sarana dan prasarana masih belum memadai namum kelebihan dari jalur ini adalah ketersediaan ari yang cukup banyak di sepanjang jalur pendakian, pendakian Timbanuh saat ini hanya dibatasi sampai Pelawangan Selatan dan Puncak Selatan Rinjani, sedangkan perjalanan ke danau tidak direkomendasikan karena kondisi jalur yang sangat curam dan belum ditata sehinggga tingkat bahaya sangat tinggi.

Dari Pelawangan Selatan anda bisa melihat kawah Gunung Baru Jari dengan jelas, karena dibandingkan dengan dua Pelawangan lainnya, Pelawangan Selatan berada paling dekat dengan Gunung Baru Jari. Pada jalur ini anda kana melewati beberapa padang edelweis, dan anda bisa menuju puncak selatan Rinjani, dari puncak ini anda hanya bisa melihat puncak Rinjani dari jarak yang tidak terllau jauh namun anda tidak bisa menuju ke sana karena dihalangiengan -+ 230 m serta taksiran isi air sebanyak 1.375 juta m3, pembuangan air yang berlebihan terdapat di pantai sebelah timur laut danau yaitu Kokok Puteq anda akan menemukan kolam perendaman air panas yang biasa disebut Aik Kalak.
segara anak

Danau Segara Anak dipenuhi oleh ikan-ikan jenis Karper dan Mujaer yang cukup besar, jadi bila anda akan ke Danau, kami sarankan membawa pancing agar liburan anda lebih mengesankan, mengenai umpannya anda bisa pesan di masyarakat Senaru dan Sembalun. Masih di sekitar Danau anda bisa melihat beberapa buah gua dengan sumber-sumber air belerang yang biasanya digunakan masyarakat untuk mencuci senjata-senjata pusaka seperti keris, tombak dan kelewang.
Menuju Gunung Rinjani
Jakarta Mataram

Dari jakarta menuju mataram dapat ditempuh melalui perjalanan darat maupun udara, Setiap hari ada penerbangan menuju Bandara Selaporang (Mataram) dari Bandara Sukarno Hatta dan juga ada pemberangkatan Bus ke Mataram melalui Terminal Pulo Gadung.
Mataram-Senaru

Mataram-Senaru dapat dilalui dengan menggunakan kendaraan baik itu kendaraan carteran maupun kendaraan umum dari Terminal Mandalika, waktu tempuh sekitar dua jam dengan kondisi jalan baik (beraspal hotmix). di Senaru anda bisa menikmati beberapa atraksi wisata dan bisa menginap di home stay yang banyak ditemui di Desa Senaru, dilokasi ini juga anda bisa melakukan pemesanan paket-paket perjalanan ke Gunung Rinjani yang ditawarkan oleh beberapa Trek Organizer. Atau bila anda ingin melakukan perjalanan sendiri sebaiknya anda memesan jasa guide atau porter untuk memudahkan perjalanan anda, untuk informasi lebih lanjut anda bisa menghubungi petugas Taman Nasional di Pos Jaga Senaru atau Koperasi Wisata Rinjani Treking Center (RIC) di pintu masuk Senaru.
Mataram-Sembalun

Mataram-Sembalun bisa ditempuh dalam 2-3 jam perjalanan darat, bila menggunakan kendaraan carter anda bisa langsung menuju Sembalun, namun jika anda menggunakan kendaraan umum dari Mataram, anda harus turun di Aikmel untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Sembalun dengan kendaraan umum lainnya. Jika anda menggunakan kendaraan umum kami sarankan anda berangkat dari Mataram lebih pagi, karena kendaraan yang melayani jalur Aikmel - Sembalun hanya sampai jam 12 siang saja. Di Sembalun anda juga bisa memesan paket-paket perjalanan dan mencari jasa Guide dan Porter, Informasi lebih lanjut anda bisa menghubungi petugas Taman Nasional di pos jaga Sembalun atau Koperasi Wisata Rinjani Information center (RIC) di pintu masuk Sembalun.
Mataram Timbanuh

Mataram-Timbanuh bisa ditempun 2-3 jam perjalanan darat, bila menggunakan kendaraan carter anda bisa langsung menuju Timbanuh, desa Pengadangan, namun jika menggunakan kendaraan umum dari Mataram anda harus turun di Masbagik untuk kemudian menggunakan angkutan lain atau ojek menuju Timbanuh. Di Timbanuh belum ada layanan paket perjalanan namun terlah tersedia jasa guide dan porter yang telah terlatih.
Hal Penting

Harga tiket masuk ke kawasan Rinjani: Lokal (Rp. 10.000,-) Asing (Rp. 150.000,-)
Harga jasa Guide dan Porter: Guide Rp 100.000/hari dan porter Rp.80.000/hari

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani
Jl. Arya Banjar Getas (Lingkar Selatan)
Kota Mataram
Telp. (0370) 627764
CP. Yudi (08197220055)

Pusat Informasi Senaru: CP Budi (0818545429)
Pusat Informasi Sembalun: CP.Supri (081805725754

Rinjani Treeking Management Board (RIMB)
Hotel Lombok Raya
Jl. Panca Usaha No 11 Mataram
Telp/Fax. 0370-64112, 63230

Baca Selengkapnya..

Gunung Agung Bali  

Oleh M. Akbar Fitriyan, Hs

Gunung Agung (3.142 mdpl), adalah gunung tertinggi di Pulau Bali, terletak diantara Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Gunung Agung masih termasuk dalam jajaran Gunung berapi yang berbentuk stratovolcano, gunung ini memiliki kawah yang lumayan besar dan dalam yang masih terlihat mengeluarkan asap dan uap air. Letak koordinat persisnya pada 8° 342' LS dan 115° 508' BT

Menuju Gunung Agung

Dari Pura Besakih gunung ini nampak runcing sempurna, padahal puncak gunung ini memanjang dan berakhir pada kawah yang melingkar dan lebar. Pendakian menuju puncak gunung ini dapat dimulai dari tiga jalur pendakian yaitu :

* Dari selatan adalah dari selat lewat sangkan kuasa.
* Dari tenggara ialah dari Budakeling lewat nangka
* Dari Barat daya yang merupakan jalur pendakian yang umum digunakan oleh para pendaki yaitu dari Pura Besakih.

Gunung Agung bagi masyarakat setempat merupakan tempat suci yang juga sekaligus sebagai tempat beribadah mengagungkan para Dewa sesembahannya, terdapat beberapa sikap dan perilaku yang harus dijaga kuat oleh masyarakat maupun para pendaki. Perempuan yang sedang datang bulan (tidak suci) sangat tidak diperkenankan untuk melakukan pendakian ke gunung ini.
Jalur Pendakian Pura Besakih

pura besakih

Jalur pendakian melalui Pura Besakih adalah jalur umum/normal yang kebanyakan dipilih oleh para pendaki. Melalui jalur ini anda akan mendapat suguhan pemandangan Gunung Agung yang mengesankan dari sepanjang perjalanan. Juga akan menyaksikan masyarakat setempat yang melakukan peribadatan rutin di Pura Besakih, mengagungkan nama Tuhannya di tempat peribadatan yang cukup terkenal ini.

Melewati jalur Pura Besakih, para pendaki diharapkan mempersiapkan persediaan air yang cukup banyak, karena di sepanjang perjalanan tidak tersedia sumber air yang memadai. Meski di batas hutan terakhir terdapat sumber mata air, namun tidak diperkenankan untuk diambil karena mata air tersebut di sucikan oleh masyarakat setempat sebagai tempat yang suci untuk ritual peribadatan.

Sangat disarankan, ketika memutuskan untuk melakukan pendakian menuju Gunung Agung agar sebelumnya berkomunikasi dengan masyarakat setempat tentang hal-hal penting yang terkait dengan kebiasaan dan adat istiadat setempat. Misalnya membawa perbekalan dalam bentuk daging sapi juga sangat tidak disarankan untuk dibawa, bisa digantikan dengan lainnya yang tidak bertentangan dengan kepercayaan dan keyakinan masyarakat setempat.

Melewati jalur pendakian Pura Besakih, anda akan melewati jalan-jalan setapak yang relatif sempit, jika berpapasan dengan pendaki lain atau masyarakat terasa sedikit berhimpit sehingga salah satu perlu mengalah agar tidak bertabrakan. Lebih-lebih jika berpapasan dengan masyarakat yang sedang beriring-iringan membawa berbagai macam sesajian untuk upacara peribadatan keagamaan mereka. Sebelum melakukan pendakian anda perlu tahu tentang jadwal-jadwal penting upacara keagamaan mereka, lebih baik menunda jadwal sehari-dua hari dari pada harus memaksakan diri. Disamping menghormati ritual dan adat setempat, proses perjalanan anda tidak akan banyak terganggu karena harus sering mengalah oleh iring-iringan.

crater

Salah satu upacara yang terkenal di Pura Besakih adalah Ritual Ekadasa Rudra (perayaan setiap seratus tahun Pura Besakih), masih banyak lagi jenis upacara rutin lainnya yang dilakukan oleh masyarakat, salah satunya adalah upacara Air Suci.

Perjalanan diawali dari Pura Puseh lewat Pura Plawangan ke Pura Telaga mas kemudian perjalanan dilanjutkan ke Tirta dasar sampai di batas hutan terakhir atau dinamakan Hutan Pengubengan. Melewati kompleks Pura, jalanan tertata rapi, kemudian kita memasuki kawasan hutan yang agak landai sekitar 1/2 jam, selebihnya jalur terus menanjak.

Jalur yang dilewati sempit dengan sisi kiri kanan jurang, jalur ini terdiri dari tanah bercampur pasir dan kerikil sehingga sangat licin, bila hujan jalur akan semakin parah. Terdapat banyak tanjakan terjal melalui akar-akar pohon dengan berpegangan menggunakan akar.

Salah satu Pura terbesar yang juga dianggap oleh masyarakat Bali sebagai induk dari Pura-pura yang ada (the mother of temple) adalah Pura Besakih. Pura Besakih terletak di kaki Gunung Agung yang juga oleh masyarakat setempat dianggap sebagai Gunung Suci. Dalam bahasa Jawa Kuno, Besakih, Wasuki, atau Basuki memiliki arti "Selamat". Selain itu juga Besakih di kaitkan dengan Naga Basuki, yaitu sosok yang berbentuk Naga yang menjadi bagian keyakinan masyarakat yang tinggal di Lereng Gunung Agung.

Perkemahan dapat dilakukan pada ketinggian 2500 meter atau setelah 5 jam pendakian melalui kawasan hutan. Di sini menjadi batas akhir hutan dan jalur agak lega dan terdapat tempat yang sedikit terbuka. Menjadi penarik bagi para pendaki karena dilokasi ini juga terdapat beberapa kelompok monyet yang cukup aktif mengawasi kita dari kejauhan, mereka tampak malu untuk mendekat dan bergerombol dengan kawanannya di antara tebing terjal.

Jalur berikutnya berupa tebing curam dengan batu-batu besar, pendaki harus merangkak dan memanjat tebing ini, pendaki harus mencari sendiri sisi tebing yang mana yang nyaman dipanjat. Selain sangat curam juga sangat berbahaya karena dibawahnya batu-batu besar siap menyambut kita bila sampai tergelincir kebawah, bisa-bisa pendaki akan menggelinding ke jurang yang lebih dalam lagi.

Setelah berhasil memanjat tebing, meskipun tanpa peralatan panjat tebing, kita akan disambut oleh lereng terjal dan tandus. Disini pendaki harus merangkak mendaki ke atas karena keterjalannya yang sangat curam. Pendaki akan tertipu seolah-olah disinilah puncak gunung agung, setelah bersusah payah memanjat tebing ini pendaki akan kecewa karena setelah sampai di puncak tebing tampak menjulang tinggi bukit pasir dan batuan yang jauh lebih tinggi dan lebih berbahaya.
Referensi

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Agung
2. http://www.wisatamelayu.com/id/object.php?a=ZW1OL3VWWC9P=&nav=geo
3. http://www.merbabu.com/gunung/gunung_agung.html

Baca Selengkapnya..